Dengan decission/percabangan program dapat menentukan operasi/perintah mana yang akan dijalankan sesuai kondisi tertentu
Ada 3 macam perintah percabangan
1. If (kondisi)
2. If (kondisi)
{ …
else
{ …
3. switch (expression) { …
A. Perintah percabangan pertama, sintaksnya :
If (kondisi)
(kondisi) diisi dengan operator relasional
Contoh : (nilai > 80)
Contoh : printf(“Nilai anda : A”);
Lengkapnya menjadi :
…
if(nilai > 80)
printf(“Nilai anda : A”);
Pada bentuk
If (kondisi)
Ada kemungkinan untuk menjalankan lebih dari 1 perintah, menjadi:
If (kondisi) {
…
…
}
Contoh:
…
if(nilai > 80) {
printf(“selamat anda lulus alpro\n”);
printf(“nilai anda : A”);
}
B. Perintah percabangan kedua, sintaksnya :
if(kondisi)
else
Mirip dengan bentuk pertama, tapi yang ini ditambah dengan else,
yang memuat perintah-perintah yang dijalankan jika (kondisi) tidak terpenuhi
Contoh:
Bila jumlah membolos lebih dari 5 maka tampilkan pesan “tidak boleh ujian”,
jika tidak maka tampilkan pesan “boleh ujian”.
…
if(bolos>5)
printf(“tidak boleh ujian”);
else
printf(“boleh ujian);
Penulisan if-else tersebut dapat menggunakan conditional operator seperti berikut:
bolos > 5? printf(“tidak boleh ujian”) : printf(“boleh ujian”);
(kondisi)?
Jumlah alternatif kondisi
…
if(suhu>=100)
printf(“berwujud gas”);
else if(suhu<=0)
printf(“wujud padat”);
else
printf(“wujud cair”);
Operator logika dapat digunakan pada decission/percabangan if ini.
Kita dapat menggunakan operator logika untuk digunakan sebagai penggabung 2 atau lebih kondisi pada percabangan,
sehingga masing-masing kondisi yang tadinya memiliki nilai sendiri-sendiri (true atau false),
menjadi memiliki satu nilai saja (true atau false)
Contoh:
if((nilai>40) && (nilai < 60))
printf(“nilai huruf : C”);
else if((nilai > 61) && (nilai < 80))
printf(“nilai huruf : B”);
else if(nilai > 81)
printf(“nilai huruf : A”);
contoh lain penggunaan decission/percabangan if dapat dilihat pada posting berlabel algopraktek, atau langsung pada
posting berjudul Decission/Percabangan menggunakan if dan else
C. Bentuk ketiga menggunakan switch
Formatnya:
switch(expression) {
case
break;
…
case
break;
default :
}
switch (expression)
Expression di sini biasanya adalah variabel/fungsi
Constant-expr : konstanta
Berupa konstanta, misal ‘A’, 4, 20 dan sebagainya
Kode program menjadi lebih mudah dibaca bila ditulis menggunakan switch dibanding if-else-if
default :
perintah yang dijalankan bila tidak memenuhi kriteria-kriteria yang ada
Contoh:
switch(nilai) {
case ‘A’ : bobot = 4;
break;
case ‘B’ : bobot = 3;
break;
case ‘C’ : bobot = 2;
break;
default : bobot = 1;
}
Keyword break digunakan untuk keluar dari operasi switch.
Jika tidak ditemukan break, maka operasi akan dilanjutkan ke constant-expression berikutnya.
( Made Heriyasa )
No comments:
Post a Comment